Untuk Sebuah Perenungan di awal tahun Hijriah 1442 H
CATATAN DAUN
di atas daun pernah singgah air hujan yang mencatat segala kesucian
mencatat segala riuh
sebelum kemudian jatuh membumi membaur beralas tanah
Sementara bumi tak henti berzikir
meratap ratap pada dzat yang maha paling maha
menuliskan daun yang tumbuh berakar lalu di kehidupan lainnya akan dipertanggungjawabkan untuk kesempurnaan makhuk bertumbuh dan berkembang
sebiji beras menjadi daging
setetes air menjadi darah
sehimpun serapan sari tanah
berlomba menjadi raga
lalu jiwajiwa dahaga dengan cahayacahaya
yang akan membaluri di kesudahan kehidupan
saat daun azzali tertulis habis
untuk kembali pada sang pencatat
dan kehidupan duniawi hanyalah terminal makna
pada perhitungan yang sesungguhnya
ketika saatnya terpetik
sehelai daun mencatat sepi
hanya nisannisan yang ditandai
Sukabumi, Juli 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar