APA YANG DITANAM ITULAH YANG AKAN DIPETIK
Oleh : Nengsri Rohimah Munazah. M.Pd SMPN 1 Sukalarang
Hobyku menanam
bunga di halaman rumah. Alhamdulillah terdapat berbagai tanaman hias yang hanya berdaun saja ada juga bermekaran
bunga. Selain untuk mengisi waktu yang sepi di rumah karena cuma tinggal berdua
juga kegemaran menanam bunga memberikan kepuasaan dalam hati ketika melihat
bunga tersebut yang tumbuh dengan subur hijau berpadu dengan warna warni bunga
menambah kesegaran dan keindahan mata memandang betah rasanya berlama lama
diteras rumah memandang taman kecilku yang terisi kolam kecil untuk ikan hias
dan berbagai pot bunga dengan aneka
warna hilang penat setelah seharian berkutat dengan tugas keseharian.
Bila ada yang berkunjung ke rumah
pasti orang jarang masuk ke ruang tamu maunya nyantai di teras rumah kalau ibu
ibu yang bertamu pasti diakhir cerita jadi ke masalah tanaman yang ada ditaman
itu jadi seri gimana nanamnya,bibitnya, pupuknya sampai minta kalau ada cabang
atau anak tanaman itu, seruu akhirnya iseng kuperbanyak pot bunga tanam lagi
dan lagi akhirnya banyak lho yamg minta
tapi diselipi anpau bilangnya ini Bun buat pengganti beli potnya ha , ha..
padahal ngak kuhargai berapa lho perpotnya karena hoby aja intinya
Sambil memeriksa apa tanamanku
ada yang layu atau mungkin tumbuh tunas
baru pikiranku teringat sebuah kata “apa
yang kau tanam itulah yang akan kau petik” apakah itu peribahasa ataukah
pepatah saja? Tak tahulah tapi kata kata itu familiar banget kan tuh lihat
bunga yang kutanam warna wani kudapat keindahan dan kepusaan memangdangnya,
menanam pohon cabe rawit dipetik untuk membuat sambal dan menanam pohon naga
selain indah bunganya buahnya kunikmati dengan lezatnya. Berarti benar kan kata
kata apa yang kau tanam itulah yang kau petik;
Terduduk dikursi sambil terus
memandangi tamanku mencerna lebih jauh
kata kata tadi, ibaratkan perbuatan kita perbuatan kitakan hanya dua ya?
Berbuat baik dan berbuat kesalahan yakin semuanya ingin perbuatannya
selalu berbuat baik sesuai norma agama,
norma susila, norma kesopanan dan norma hukum jarang yang ingin berbuat jahat
tapi namanya manusia disadari ataupun tidak disadari perbuatan manusia ada juga
kesalahannya baik melanggar norma agama , ataupun norma lainya. Berbailik ke kata kata tadi apapun yang kita
lakukan pasti akan ada balasannya, Alloh berfirman dalam suratnya “Dan kami
akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tidak seoranpun
dirugikan walau sedikit,sekalipun hanya seberat biji sawi,pasti Kami
mendatangkan (pahala). Dan cukuplah Kami membuat perhitungan” Qs Al Anbiya ;47)
Perbuatan baik baik itu secara langsung kepada Maha Pencipta Alloh
SWT ataupun berbuat baik kepada sesama diartikan kepada manusia, alam, hewan
dan lingkungan sekitar menjadi ladang
pahala bagi manusia yang melakukannya, Sang Maha Pencipta membuka
kesempatan selebar dan seluas ciptaannya
bagi yang ingin meraihnya tinggal bagaimana kita memiliki kemauan dan keyakinan akan hal itu padahal Alloh berfirman dalam AL
Qashas; 84 “Barang siapa datang dengan (membawa) kebaikan maka dia akan
mendapat (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu dan barang siapa datang
dengan (membawa) kejahatan maka orang orang itu yang telah mengerjakan
kejahatan itu hanya diiberi balasan
(seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan”
Tapi bagaimana kalau kita
berbuatan jahat? Berapa banyak dosa yang kita perbuat? Yakini bahwa Allah Maha
Pengampun dan Penyanyang pada umatnya asal kita tidak mengulangi perbuatan
salah tersebut kembali dan berkubang dalam kesalahan yang sama . Hal tersebut
pernah disabdakan Nabiyulloh Muhammad saw “ Setiap anak Adam pasti berbuat dosa dan sebaik baik
pembuat dosa adalah mereka bertaubat “(HR Tirmidzi)
Kadang kita berpikiran kita
berbuat baik kok dijahati orang maka jangan berprasangka tidak baik pada orang
lain, Ingat sebesar biji sawipun Alloh catat maka jangan membalas kejahatan
dengan kejahatan lagi namun berbuat baiklah sebab dalan Surat Fussilat 34
difirmankan “ Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah kejahatan
itu dengan cara yang lebih baik,…..” karena dalam Al An’am 160 “Barang siapa
berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya…”
Intinya apa yang kita tanam
itulah yang akan kita petik berarti berbuat kebaikan mendapatkan pahala dan
berbuat kejahatanpun akan memperoleh dosa. Kebaikan dibalas kebaikan tapi kejahatan harus dibalas dengan kebaikan,
semoga ampunan dan rahmat Alloh yang teramat besar dapat kita gapai dengan cara
bertaubat
Cianjur , 17
September 2020