Kumpulan Puisi
LITERASI
Karya: Ratna Muda Ningrum
L abuhkan hati mematri di antara tulisan penuh arti
I majinasi menari merangkai tata olah dengan lincah
T angan tak henti meracik impian agar tak sekadar harapan
E mosi membadai menerjang malas yang hampir terhempas
R asa mengangkasa meronta menggapai angan
A mbisi menggempur agar syukur kian mendebur
S enandung harap mendendang mengiringi hidup berlimpah ujian
I nspirasi ditelusuri agar dikenang sebagai insan menebar pesona terpuji
Sukabumi, 18 Agustus 2020
#episodepetualanganmenggapaiasa
Doa
dalam Temaram
Karya:
Dewi Andrianie
Bulan terang dalam temaram
Ku mendekap yang suci di peraduan
Menanti siang yang seakan terjebak di jam
Ku panggil nama-Mu dalam helaan
Jam jam berlalu melaju
Aku masih menengadah meminta jawaban
Kiranya Tuhan berkasihan menyapaku
Hening malam dalam temaram yang menyesakan
Aku jauh pandang dari Mu
Aku mau kembali di jalan MU
Aku menangis tersedu mengadu
Tuhanku ku berserah hanya pada Mu
Sukabumi, Agustus 2020
DZIKIR FIKIR
(ARIF RH)
Menyisir
Pepasir
mengalir
Menghilir
Mendesir
Anasir
Khawatir
Tersingkir
singkir
Menyingkir
Kesingkir
Tercibir
Banjir
Petir
Fikir
Kikir
Tafsir
Fakir
Pandir
Mubadzir
Lir
Ilir
Dzikir
Taqdir
Hadir
Takbir
Bulir
Sir
Lahir
Syair
Dilansir
Berbir-bir
Berlendir
Bibir
Terkilir
Getir
Hampir
bergulir
Tafir
Mampir
Bombardir
Martir kincir
Menyihir
Kasir
TERHEMPAS INDAH
Sri
Purwaningsih, S.Pd., M.Pd.
SMP
Negeri 2 Gunungguruh Kabupaten Sukabumi
Tak
kuduga …
Gelombang
besar menyapa
Bagai
petir di ujung hala
Mengguncang
hidup dan jiwa
Meluluh
lantakkan semuanya
Allah
menguji imanku
Tegar
kuat kuhadapi
Cacian
dan hinaan mereka
Kujalani
hidup penuh optimis
Sujud
doa tak lepas kuucapkan
Mohon
ampunan padaMu
Atas
salah dan dosa yang keperbuat
Kepada
siapapun ...
Allah
tak pernah ingkar janji
Dibalik
masalah pasti ada hikmah
Ternyata
benar Allah menepati janji
Berlian
indah datang dalam hidup
Kan
ku jaga berlian itu
Sampai
kau memanggilku
menghadapMu
memenuhi
panggilan
suciMu
Ya
Allah berikanlah kesehatan
Rezeki
untuk mewujudkannya
Impianku
....
Aamiin
YRA
ANNISA DAN LAGUNYA
Oleh :
Asep Taryana
Minggu,
10 Juni 2018
Malam ke 26
Ramadhan
Jiwaku gundah
Sukmaku resah
Diakhir waktu
aku terpaku…..
Aku bingung
Bingung pulang
Bingung Mudik
Ke mana tujuanku
Ke mana ku berkunjung
Ke rumah aku
sungkan
Ke kampung halaman
Takut tertawaan
Apakah aku
tersesat
Di dunia pun aku
rasakan ….
Di keheningan menjelang pagi
Aku ditunjukan pada suara lirih nan
lembut
Suara merdu Annisa dengan “Deen
Salam”
Aku yang sedang terduduk merenung
Terkesima menikmatinya
Air deras tak
terbendung dari pelupuk mata
Semakin deras
semakin deras
Hujan lebatpun
kalah hebat
Suara Aniisa
yang luar biasa
Menggoyang bahu
menari tangan tuk berdiri
Tuk
bangkit dari keterpurukan dan kesedihan
Pinggiran Sukaraja, 10 Juni 2018: 23.45)
LUKA DI KOTA MATI
kutulis
luka di kota mati
tentang
mulutmulut terkatup rapat
sembunyi
dalam sehelai kain
sembunyi
dari rasa resah gelisah
sembunyi
dari cemas yang terkemas
sembunyi
dari takut yang memburu
tak
ada lagi senyumsenyum terkulum
beribu
mulut terkatup kaku
beribu mata saling intip curiga
saling menjauh tak saling mendekat
aku
tahu siapa dirimu, wahai corona
kau
pengintai nyawa
kau
jumawa pembawa petaka
sekali
kau sentuh
seribu
jiwa tumbang berkalang
kau
tak terlihat nyata
menyerang
tanpa katakata
tiba-tiba
kau masuki raga
tak
pilih sesiapa tumbang tiada daya
kau
telah menandai
jiwa
yang menuju kematian
kota
pun semakin sunyi
berkabung meluka
Sukabumi,
Maret 2020
BERITA KEPADA KAWAN
Kawan
ingin kuceritakaa satu kisah
sejenak
saja kukabarkan tentang luka negeri
tentang
satu musim saat wabah melanda
saat
tanggal tak berhitung lagi
rontok
dipendam gelisah
saat
hari semakin tak beseri
tersiar
penyakit begitu ngeri
saat
waktu terseok melaju
di
sepenggalan tahun yang terpuruk
seluruh
dunia serasa sakit
negerinegeri
demam dan sesak
ketakutan
merebakrebak
khawatir
di puncak gelisah
musibah
terus mewabah
raung
sakit di sudutsudut rumah sakit
mengintip
jiwa-jiwa yang tertanda positif
jiwa
jiwa pergi melayang tak terbilang
tumbang
lekang dalam juang
direnggut
sakit tanpa pamit
dipaksa
menyerah tanpa sarat
airmata
deras mengalir di seluruh penjuru negeri
lalu
semuanya berubah jadi terasing
ada
nurani nurani yang tibatiba mati
mencoba
berlalu menyematkan diri
menolak
sejengkal tanah bagi orang mati
untuk
sekedar beristihat dikeabadian
pun
mereka pahlawan sejati
rela
berjuang menyelamatkan raga yang lain
namun
harga kemanusiaan telah tergadai
kalah
digelegak ketakutan yang memburu
kawan
telah kukabarkan berita ini
matahari nur itu kini telah mati
Sukabumi,
April 2020
PROFIL PENULIS
Penulis : P. Nuraeni
Email : poponnuraeni@gmail.com
Alamat : Panghegar Permai Blok C No. 01 Jl. jalur Sukaraja Sukabumi 43192
No. Hp/wa. : 087820738899
BIOGRAFI PENULIS
P. Nuraeni dilahirkan di Sumedang, tinggal dI Kabupaten
Sukabumi Jawa Barat.
Penulis telah menghasilkan berbagai karya sastra berupa buku novel, buku
kumpulan puisi, kumpulan sajak Sunda, catatan harian, karya tulis ilmiah
dll. Karya tulisnya telah dimuat dalam berbagai buku antologi dan dimuat
di beberapa majalah atau surat kabar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar